KARENA
KITA MANUSIA
Cinta,
benci, bahagia, sedih dan senang, semua rasa yang tak dapat terpisahkan dari Manusia.
Bahagialah karena anda manusia
Ketika putus asa
mulai merasuk dari ujung rambut sampai ujung kaki hingga menusuk sampai kedalam
hati sanubari, tidak jarang manusia mengatakan “ Kuntu Turoba” .
Potongan ayat Al Qur’an yang terdapat dalam Surah An Naba’ ini sebenarnya
adalah ungkapan orang-orang yang merugi diakhirat kelak, ketika mereka
menyadari bahwa perbuatannya selama hidup di dunia tidak mampu menyelamatkan
dirinya dari Mahkamah Allah SWT.
Allah SWT telah menjadikan manusia
sebagai makhluk istimewa diantara makhluk yang telah diciptakan-Nya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan beberapa Firman-Nya dalam Al Qur’an.
Di samping
memiliki pendengaran dan penglihatan, manusia diciptakan Allah dengan
perasaan/hati. Dengan penglihatan, pendengaran dan hatinya manusia mampu
membedakan antara yang hak dan yang bathil.
Allah SWT
berfirman :
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ
مِنْ
بُطُونِ
أُمَّهَاتِكُمْ
لا
تَعْلَمُونَ
شَيْئًا
وَجَعَلَ
لَكُمُ
السَّمْعَ
وَالأبْصَارَ
وَالأفْئِدَةَ
لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
"Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur."Q.S.An Nahl : 78
Sayangnya,
banyak manusia yang justru tidak menyadarinya dan mensyukurinya sehingga selalu
saja berkata “asyik ya jadi Malaikat, asyik ya jadi binatang dan
lain-lain”. Ungkapan ini seharusnya tidaklah ada dan terucap dari mulut
seseorang bila saja ia menyadari bahwa ia diciptakan Allah sebagai makhluk
paling sempurna dan mulia.
Munculnya
ungkapan seperti di atas biasanya terjadi ketika manusia itu berada pada puncak
kegalauan dan keputus asaan yang maha dahsyat.
Saat kaki
tidak lagi tahu harus melangkah kemana untuk bertahan hidup sekedar mendapatkan
sesuap nasi, atau saat tangan tak lagi
tahu kemana harus meraih segelas air sekedar untuk melepaskan dahaga. Tidak
jarang pula yang mengungkapkan hal itu disaat putus asa ditinggalkan orang yang
dicintai. Semua kemungkinan bisa saja terjadi, karena kita manusia.
Ironisnya
dalam kondisi seperti di atas justru sebahagian Manusia ada yang terjatuh
sampai kepada genangan dosa. Menghalalkan segala cara untuk dapat menyelamatkan
dirinya dan meraih impiannya.
Tidak
lagi dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, antara yang benar dan
yang salah, antara hitam dan putih. Semua ia halalkan mengikuti hawa nafsunya yang
telah diselubungi oleh nafsu kebinatangan sebagaimana Allah SWT kemukakan dalam
Al Qur’an :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ
لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
(isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Q.S. Al A’raaf : 179
Sungguh, manusia dengan segala
kekurangan dan kelemahannya tidaklah mungkin dapat terhindar dari dosa dan
kemaksiatan. Namun, demikian Allah SWT juga
telah membuka pintu taubat selebar-lebarnya dan pintu ampunan bagi siapa yang
ingin bertaubat dan mengharapkan ampunan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an yang
artinya :
“ Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang mau bertaubat dan mencintai orang-orang yang mau mensucikan
diri”.
Maka, tidaklah berlebihan bila kita
mengatakan : “beruntunglah karena kita manusia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar