Rabu, 22 November 2017

KARENA KITA MANUSIA



KARENA KITA MANUSIA

Cinta, benci, bahagia, sedih dan senang, semua rasa yang tak dapat terpisahkan dari Manusia. Bahagialah karena anda manusia

            Ketika putus asa mulai merasuk dari ujung rambut sampai ujung kaki hingga menusuk sampai kedalam hati sanubari, tidak jarang manusia mengatakan “ Kuntu Turoba” . Potongan ayat Al Qur’an yang terdapat dalam Surah An Naba’ ini sebenarnya adalah ungkapan orang-orang yang merugi diakhirat kelak, ketika mereka menyadari bahwa perbuatannya selama hidup di dunia tidak mampu menyelamatkan dirinya dari Mahkamah Allah SWT.
            Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai makhluk istimewa diantara makhluk yang telah diciptakan-Nya. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa Firman-Nya dalam Al Qur’an.
Di samping memiliki pendengaran dan penglihatan, manusia diciptakan Allah dengan perasaan/hati. Dengan penglihatan, pendengaran dan hatinya manusia mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil.
Allah SWT berfirman :

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."Q.S.An Nahl : 78

Sayangnya, banyak manusia yang justru tidak menyadarinya dan mensyukurinya sehingga selalu saja berkata “asyik ya jadi Malaikat, asyik ya jadi binatang dan lain-lain”. Ungkapan ini seharusnya tidaklah ada dan terucap dari mulut seseorang bila saja ia menyadari bahwa ia diciptakan Allah sebagai makhluk paling sempurna dan mulia.
Munculnya ungkapan seperti di atas biasanya terjadi ketika manusia itu berada pada puncak kegalauan dan keputus asaan yang maha dahsyat.
Saat kaki tidak lagi tahu harus melangkah kemana untuk bertahan hidup sekedar mendapatkan sesuap nasi, atau saat  tangan tak lagi tahu kemana harus meraih segelas air sekedar untuk melepaskan dahaga. Tidak jarang pula yang mengungkapkan hal itu disaat putus asa ditinggalkan orang yang dicintai. Semua kemungkinan bisa saja terjadi, karena kita manusia.
            Ironisnya dalam kondisi seperti di atas justru sebahagian Manusia ada yang terjatuh sampai kepada genangan dosa. Menghalalkan segala cara untuk dapat menyelamatkan dirinya dan meraih impiannya.
                        Tidak lagi dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah, antara hitam dan putih. Semua ia halalkan mengikuti hawa nafsunya yang telah diselubungi oleh nafsu kebinatangan sebagaimana Allah SWT kemukakan dalam Al Qur’an :        
            وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Q.S. Al A’raaf : 179

Sungguh, manusia dengan segala kekurangan dan kelemahannya tidaklah mungkin dapat terhindar dari dosa dan kemaksiatan. Namun, demikian  Allah SWT juga telah membuka pintu taubat selebar-lebarnya dan pintu ampunan bagi siapa yang ingin bertaubat dan mengharapkan ampunan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an yang artinya :
“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang mau bertaubat dan mencintai orang-orang yang mau mensucikan diri”.

Maka, tidaklah berlebihan bila kita mengatakan : “beruntunglah karena kita manusia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR BERSYUKUR DARI COBAAN DAN MUSIBAH

Semua Manusia tentu saja ingin mengukir takdir dirinya di atas tangannya sendiri. Tapi sadarlah dari mimpi indahmu wahai Manusia kau h...